Kurangnya rasa percaya yang mempengaruhi mental pada pasangan dan hubungan
Hai sudah lama sepertinya tidak berjumpa, nah sebelumnya saya mau sedikit cerita tujuan dibuatnya podcast ini, menurut sisi saya, yang mungkin kalo kita dengar dari sisi Randy akan berbeda yah, walaupun kita memiliki arah tujuan yang sama. Jadi bagi saya tujuan dibuatnya podcast ini bukan hanya dapat didengarkan oleh orang lain tetapi menjadi bentuk memory atau sebuah kenangan. Kenangan setelah saya berkeluarga, pada saat kami lanjut usia, atau bahkan jika salah satu dari kita meninggalkan semuanya lebih dulu. Kamu atau kalian semua bisa mendengarkan, mengingat dan mengenang suara saya. Karna semuanya kembali pada hidup dan waktu.
Okey kita lanjut ke pembahasan yang sesuai dengan judul, Kurangnya rasa percaya yang mempengaruhi mental pada pasangan dan hubungan. Belakangan ini sering sekali saya mendengar pertengkaran pasangan dengan alasan sulitnya memberikan rasa percaya, sehingga akhirnya harus stand by memberi laporan berupa telfon, vidio call, ataupun foto. Mungkin menurut sebagian orang ini termasuk hal yang wajar dengan alasan “ya saya menyayangi dia, saya ga mau dia di lirik orang lain, ataupun berkomunikasi dengan lawan jenis” sehingga kita tidak memberikan space sedikitpun. Hai kaum wanita atau bahkan kaum laki-laki yang menganggap bahwa hubungan pacaran itu harus selalu dengan kamu dan tentang kamu. Bangunlah suatu hubungan dengan sehat, berikan rasa percaya terhadap pasangan kalian.
Saya berbicara kepada kalian sebagai orang yang sehat, bebeda jika ada orang yg berselinguh karena menjadi bentuk kesenangan mereka, sudah pasti itu ada masalah dengan mentalnya, jdi jangan sampai kita mengalami hal itu.
Saya mengerti mungkin diantara kalian memiliki masa lalu yang kurang baik, salah satunya mungkin pernah di selingkuhi, atau bahkan ditinggal pergi tanpa alasan, yang akhirnya sulit untuk membangun rasa percaya terhadap pasangan. Tapi pernahkan kalian berfikir, masalah tersebut bukan hanya datang dari kesalahan satu orang saja melainkan dari kalian yang menjalin hubungan. Kita perlu mengetahui alasan dan penyebab mengapa ‘dia’ melakukan hal tersebut. Saya pribadi akan melakukan introspeksi diri, apa yang salah dari diri saya sehingga dia melakukan hal tersebut, jika dia enggan memberi tahu, kita bisa bertanya kepada teman terdekat dengan dia. Terkadang kita tidak menyadari kesalahan tersebut dalam diri kita, sehingga kita harus mendapatkan jawaban dari orang disekitar kita terutama yang mengenal kita dengan dekat.
Hubungan itu harus dibangun dengan akal sehat, bukan ego. Kita harus dapat membedakan mana itu pasangan, pekerjaan ataupun pertemanan. Berikan ‘dia’ space untuk bisa mendapatkan itu, jika kita berhasil membangun rasa percaya, kita akan lebih nyaman dalam menjalani hubungan. Rasa bersyukur, rasa bahagia, dan saling men support satu sama lain dalam segala hal, itu akan jauh lebih baik daripada mengekang sebuah hubungan.
Saya ingin membahas sedikit tentang pengaruh pasangan posesif terhadap mental pasangan, yang mungkin kita rasa dengan posesif itu adalah cara menunjukan rasa sayang kita terhadap pasangan. Tapi itu bukanlah hal yang baik.
Hubungan yang posesif bisa berdampak negatif untuk mental pasangan. Pasangan yang posesif lebih menunjukkan sikap yang mengendalikan, seperti cemburu nya berlebihan, banyak mengontrol, dan membatasi kebebasan pasangannya. Sikap-sikap tersebut dapat membuat pasangan yang menjadi korban itu merasa tidak aman, cemas, marah, dan tertekan. Tetapi karna semua itu tidak akan menyelesaikan masalah, terkadang pasangan tersebut memilih untuk mengalah, dan menahan emosional yang dirasakannya.
Hal tersebut akan berakibat panjang, dan tidak baik untuk kesehatan mentalnya, mereka akan merasakan kecemasan dan stres, pasangan yang menjadi korban hubungan posesif akan merasa cemas dan stres karena merasa selalu diawasi dan dikendalikan. Hal ini bisa mengakibatkan sulit tidur, berkurangnya nafsu makan, dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu ketidakpercayaan diri. Pasangan yang menjadi korban hubungan posesif akan mulai kehilangan kepercayaan diri. Mereka akan merasa bahwa mereka tidak berharga dan tidak pantas untuk dicintai. Hal ini dapat menyebabkan depresi, pemikiran yang negatif, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri. Inilah alasan mengapa kita harus bisa saling memahami satu sama lain.
Adapun penyebab lainnya yaitu persepsi negatif terhadap diri sendiri, pasangan yang menjadi korban hubungan posesif akan mulai memiliki persepsi negatif terhadap diri sendiri. Mereka akan merasa bahwa tidak cukup baik dan tidak pantas untuk mendapatkan cinta yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan selanjutnya. Pengalaman pahit yang berawal dari hubungan yang tidak sehat akan kesulitan untuk menjalin hubungan yang sehat. Mereka akan memiliki ketakutan untuk dicintai dan ditolak, sehingga mereka akan sulit untuk membuka diri dan berkomitmen dalam suatu hubungan.
Hal yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini kita bisa obrolkan dengan pasangan kita. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengobrol dengan pasangan kita tentang perilaku posesifnya. Kita harus bisa menjelaskan bahwa perilakunya membuat kamu merasa tidak nyaman dan tidak aman.
Sering melakukan deep talk, yang dimana kita akan tahu jawaban yang sebenarnya lewat pertanyaan yang kita berikan, dan kita harus siap dan menerima atas segala jawaban pasangan kita. Dari sana juga kita bisa mengetahui karakter dan sikap pasangan terhadap kita.
Yang terakhir dalah keluar dari hubungan, jika perilaku posesif pasangan membahayakan kalian, kalian perlu untuk keluar dari hubungan tersebut. Kalian berhak untuk mendapatkan hubungan yang sehat dan bahagia.